Kematianlah Yang Menjadi Pemisah Antara Aku Dan Rabb-ku -->
"membaca dan menulis adalah caraku untuk melupakan segala kecamukan kesedihan didalam hati"

Silsilah Batara Guru Dan Awal To Manurung

Advertisemen


Silsilah Batara Guru Dan Awal To Manurung

Bermula dari penciptaan Alekawa (Dunia Tengah/Bumi), oleh Dewata SisiniE’ Yang Maha Esa. Dari entitas ini setelah diciptakan tujuh lapis Langi’ (Langit), Tana’ (Bumi) dan tujuh lapis Paratiwi’ atau Uri’ Liung/Buri’ Liu (Dunia Bawah), muncul sepasang Dewa yang disamakan dengan matahari dan bulan yang masing-masing bernama La Teppu Langi’ (Langit Segenap) dan We Sengngeng Linge’ (Ciptaan Sempurna). Bersamaan dengan itu bintang gemintang pun tercipta. Dari pertemuan Sang Matahari dengan Sri Bulan saat gerhana terjadi lahirlah pasangan Dewa lain yang ditiupi roh oleh Dewata SisiniE. Pihak laki-laki dari pasangan ini, juga seorang Dewa Matahari bernama La Patigana Aji’ Sangkuru’ Wira To PalanroE, yang bertahta di Boting Langi’ (puncak Langit), digelar PatotoE dan Dewinya bernama We LettE’ Sompa (Petir yang disembah). Dari pasangan terakhir ini lahir 18 Dewa, yaitu 9 pasangan kembar. Keturunan para Dewa ini menikah satu sama lain, namun pasangan kembar tidak boleh menikahi kembarnya karena akan dinilai melakukan inses hanya boleh menikahi saudara selain saudara kembar yang disebut sepupu. (Pelras, 2006)

Keturunan ke 18 Dewa inilah yang diceritakan dalam naskah I La Galigo. Diantara mereka, tujuh pasangan disebut khusus sebagai leluhur berbagai dinasti di Luwu, Tompo Tikka dan Wewang Nriwu’. Tiga pasangan menjadi Dewa Dunia Bawah dan yang menjadi Dewa tertinggi diantaranya ialah La Mata Timo’ (Mata dari timur, yang berarti matahari terbit), bergelar Guru ri Selle’ (Penguasa Selat) yang bersemayam di Buri Liu (Palung Laut) dan isterinya Sinau Toja ’penghuni air  bergelar Masao Bessi’ ri Lapi TanaE (yang punya rumah besi di lapis tanah). Tiga pasangan Dewa lainnya mendiami surga, dengan Sangkuru’ Wira’ (Sang Guru para Pemberani) bergelar Datu PatotoE’ (Sang Raja Penentu Nasib) dan isterinya We Lette’ Sompa (Petir yang disembah) bergelar Datu PalingE (Sang Ratu Ibu) sebagai Dewa tertinggi di antara kedelapan belas Dewa generasi itu, yang juga memerintah seluruh jagat. Tempat bersemayam mereka disebut Senrijawa atau Boting Langi’ (Langit Tetinggi). Dari kesembilan anak Datu Patoto’, tujuh diantaranya memerintah di setiap lapisan Langit, masing-masing dengan tugas khusus. Dari dua pasangan dewa utama yang memerintah Dunia Atas dan Dunia Bawah, masing-masing dua anak diturunkan (manurung) atau dinaikkan (tompo) ke Bumi dengan tugas tertentu.
                                                                                         Selanjutnya; >>


Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 Ishak - All Rights Reserved - Distributed By Artworkdesign - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger