Advertisemen
9) Batara Guru Bekerja Keras,
Tidak
Mau Menggantungkan Hidupnya Pada Orang Lain
Lima
belas hari lamanya Batara Guru Sang Manurung di Bumi. Sejak itu, pulalah dia
menahan lapar dan dahaga. Menjelang dini hari, tidurnya sangat nyenyak sehingga
tidak dirasakan getaran guntur beriringan dengan petir yang menggelegar. Ketika
itu, langit seakan-akan runtuh, Bumi pun bagaikan sedang pecah. Pada saat
itulah Sang Dewata Langit menurunkan La Oro Kelling menjelma sebagai manusia
yang akan bekerja mendampingi Batara Guru.
Pada
waktu La Oro sudah sampai di Bumi maka alam pun kembali tenang. Saat menjelang
pagi terbangunlah Batara Guru di Atawareng. Kemudian bangkit dari bambu betung
tempat pembaringannya. Kebetulan sekali ia melihat La Oro sedang memegang
kampak keemasan. Bangkitlah segera Batara Guru yang diturunkan sebagai manusia
pertama di Bumi, kemudian sepakat dengan La Oro pergi membuka lahan perkebunan
yang bakal ditanami jagung dan gandum.
Hanya
sebatang pohon kayu yang ditebang Batara Guru Sang Manurungnge kemudian pohon
itulah menimpa pohon kayu lainnya hingga di tepi pantai. Tempat yang tadinya
hutan belantara itu, sekarang tiba-tiba terang- benderang hingga laut sebelah
barat. Setelah itu, kembalilah Batara Guru Sang Manurungnge duduk di bambu
betung tempatnya berbaring. la kemudian beristirahat setelah usai menebang
pohon kayu. Hatinya sedikit terobati atas kedatangan La Oro, pendamping atau
pengawal setia yang akan menemani hidup Batara Guru di Bumi.
Siang itu, kebetulan
sekali matahari sangat panas sehingga keringlah semua perkebunan La Oro. Tidak
lama setelah itu, hari kemudian mendung. Lalu, hujan rintik- rintik. Batara
Guru mulai kebingungan sebab tiba-tiba Bumi bagaikan hendak runtuh. Bersamaan
dengan itu pulalah, api Dewata diturunkan dari Kerajaan Langit. Hanya tujuh
hari tujuh malam, bersihlah sudah kebun La Oro Kelling. Pada waktu Batara Guru
terbangun dari pembaringannya, ia lalu melangkah ke luar beriringan dengan La
Oro pergi mengelilingi kebunnya. Setelah memandang berkeliling, Manurungnge
lalu menyampaikan kepada La Oro bahwa tanaman ubi dan keladi, tebu, paria,
begitu pula pisang telah tumbuh semua. Sedikit demi sedikit perasaan Batara
Guru mulai membaik, meskipun masih jauh dari sempurna.
Advertisemen