Advertisemen
La
Galigo di Sulawesi Tenggara
Ratu
Wolio pertama di Buntung di gelar Wakaka, dimana mengikut lagenda muncul dari
buluh (bambu gading). Terdapat juga kisah lain yang menceritakan bahwa Ratu
Wolio adalah bersaudara dengan Sawerigading. Satu lagi kisah yang berbeda yaitu
Sawerigading sering ke Wolio melawat Wakaka. Ia tiba dengan kapalnya yang
digelar Halmahera dan berlabuh di Teluk Malaoge di Lasalimu.
Di
Pulau Muna yang berdekatan, pemerintahnya mengaku bahwa ia adalah adalah
keturunan Sawerigading atau kembarnya We Tenriyabeng. Pemerintah pertama Muna
yaitu Belamo Netombule juga dikenali sebagai Zulzaman adalah keturunan
Sawerigading. Terdapat juga kisah lain yang mengatakan bahwa pemerintah pertama
berasal dari Jawa, kemungkinan dari Majapahit. Permaisurinya bernama Tendiabe.
Nama ini mirip dengan nama We Tenyirabeng, nama yang di dalam kisah La Galigo,
yang menikah dengan Remmangrilangi’, artinya, ‘Yang tinggal di surga’. Ada
kemungkinan Tendiabe adalah keturunan We Tenyirabeng. Pemerintah kedua, entah
anak kepada Belamo Netombule atau Tendiabe atau kedua-duanya, bernama La Patola
Kagua Bangkeno Fotu.
Sementara
nama-nama bagi pemerintah awal di Sulawesi Tenggara adalah mirip dengan
nama-nama di Tompoktikka, seperti yang tercatat di dalam La Galigo. Contohnya
Baubesi (La Galigo: Urempessi). Antara lainnya ialah Satia Bonga, pemerintah
Wolio(La Galigo: Setia Bonga).
Sub; Hikayat I Lagaligo
Advertisemen