Advertisemen
Puisi Rindu Qais Kepada Laila
Mata Qais tak berkedip memandangi wajah yang senantiasa
dirindukannya itu. Spontan Qais bersenandung ;
Laila telah menyihirku
Ia mempesonaku dengan jenjang lehernya,
dengan rambut, dengan wajah elok berseri.
Bagai mawar di atas pasir,
ditiup semilir malam gerimis.
Mewangi melumuri hati yang lara.
Sejuk gigi serinya melipur diri yang bersedih.
Dan kening, dan alis tak terjamah irisan garis.
Seperti lengkung huruf nun.
Kemudian tajam kerinduan menghunusku.
Dan aku pun tertusuk,
bagai penderita demam tak lelap di malam hari.
Ia telah melesatkan anak panah ke arahku,
membuat hatiku menjelujuri jauh jarak aorta.
Lalu kedua tanganku memanahnya.
Bagai lelaki berburu perawan suci.
Tetapi ia mengelak, telah lama menjauh dariku.
Saat mendengar syair Qais
ini, kedua mata Laila berkaca-kaca, lalu menangis.
Advertisemen