Kematianlah Yang Menjadi Pemisah Antara Aku Dan Rabb-ku -->
"membaca dan menulis adalah caraku untuk melupakan segala kecamukan kesedihan didalam hati"

Puisi - Hujan

Advertisemen

Hujan
                                                Oleh : Ishak Ashari
Cairan juga kerinduan
Butiran juga kesunyian
Membahasahi juga melukai
Menyirami juga memberi arti

Mata sendu
Hati mengadu
Akal meroda
Pikiran melangkah

Rintiknya menghipnotis mata sendu
Membasahi secerca ingatan penuh pilu

Hujan...
Ku Lelah dengan kesedihan
Adakah secerca harapan kegembiraan? 
Ataukah sepercik buih kesenangan.? 

Kini aku memandangmu
Kau asik berkejar kejaran 
Dari awan turun ke tanah
Asik menari bernyanyi diatap rumah

Kini aku memandangmu
Kau hanya Cairan yang begitu rapuh
Dihempas kesegala sisi
Tapi nyatanya kau masih asik menari

Bisakah aku membandingkan diriku dengan kau.? 
Kau tidak berperasaan
Kau tidak punya nafsu 
Kau tidak punya akal
Lantas mengapa kau menamparku dengan siramanmu

Hujan... 
Inikah teguranmu yg tidak berperasaan.?
Nyatanya,  Kau punya amarah dikala emosi
Kau punya kasih sayang untuk mensucikan bumi
Gerimismu menjadi instrumen rasa dalam hati

Hujan... 
Inikah teguranmu yang tidak bernafsu.? 
Nyatanya,  Ku lihat kau asik bersenggama dengan kawanmu
Bahkan bumipun tengah menikmati pemerkosaanmu
Juga daun-daunpun menanti akan ciumanmu

Hujan... 
Inikah teguranmu yang tidak berakal.? 
Nyatanya, kau begitu cerdas mengatur tempo rintikmu
Juga kau begitu cerdas menyusun antrianmu
Sampai aku menulis puisi ini,  mataku masih dalam hipnotismu 

Oh,  maaf hujan
Kau begitu suci untuk kubahasakan




Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 Ishak - All Rights Reserved - Distributed By Artworkdesign - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger