Advertisemen
Apa Yang Ternodai?
Oleh : Hendri gunawan
akau tak bisa menahan tubuh ini untuk menikmatimu,
maka izinkan tubuhku menikmati keindahanmu dan kelebutanmu lalu izinkan pula hidungku untuk menghirup wangi tubuhmu.
disitu pula kelopak mata mulai merayu bola mataku hingga perlahan mulai menjelma sebagai pahlawan untuk menutupi aurat bola mataku.
bola mata ini dengan penuh agresif membalas belaian kelopak. seakan-akan ia berdua tidak mempunyai rasa malu.
apakah mereka tidak malu dengan kening?
apakah mereka juga tidak malu dengan batang hidung?
apakah mereka sudah menikah sehingga tidak takut dengan dosa?
seakan menikmati persetubuhan ditengah hutan lebat dimana dalam hutan itu ia membuat gubuk zina.
mereka tidak pernah melihat goa yang selalu menatap tajam seperti ujung anak panah yang siap diluncurkan tepat pada bidikan nafsu.
goa mengeluarkan air hina membasahi tempat kepalaku bersandar. ah malunya, sepanjang perzinahan itu terjadi, anganku selalu berfikiran bahwa mereka akan melahirkan anak mata, nyatanya anganku keliru, ia hanya melahirkan sebuah kotoran kerdil. mungkin saja itu sudah menjadi fitrahnya.
biarkan saja mereka berdua berkreasi dan semoga tuhan tidak melihat permainan dimalam kelam itu
#tidakkah lebih baik menulis dari pada diam?
disitu pula kelopak mata mulai merayu bola mataku hingga perlahan mulai menjelma sebagai pahlawan untuk menutupi aurat bola mataku.
bola mata ini dengan penuh agresif membalas belaian kelopak. seakan-akan ia berdua tidak mempunyai rasa malu.
apakah mereka tidak malu dengan kening?
apakah mereka juga tidak malu dengan batang hidung?
apakah mereka sudah menikah sehingga tidak takut dengan dosa?
seakan menikmati persetubuhan ditengah hutan lebat dimana dalam hutan itu ia membuat gubuk zina.
mereka tidak pernah melihat goa yang selalu menatap tajam seperti ujung anak panah yang siap diluncurkan tepat pada bidikan nafsu.
goa mengeluarkan air hina membasahi tempat kepalaku bersandar. ah malunya, sepanjang perzinahan itu terjadi, anganku selalu berfikiran bahwa mereka akan melahirkan anak mata, nyatanya anganku keliru, ia hanya melahirkan sebuah kotoran kerdil. mungkin saja itu sudah menjadi fitrahnya.
biarkan saja mereka berdua berkreasi dan semoga tuhan tidak melihat permainan dimalam kelam itu
#tidakkah lebih baik menulis dari pada diam?
Advertisemen