Kematianlah Yang Menjadi Pemisah Antara Aku Dan Rabb-ku -->
"membaca dan menulis adalah caraku untuk melupakan segala kecamukan kesedihan didalam hati"

Puisi Rindu Qais Kepada Laila

Advertisemen

Puisi Rindu Qais Kepada Laila


Mata Qais tak berkedip memandangi wajah yang senantiasa dirindukannya itu. Spontan Qais bersenandung ;
Laila telah menyihirku
dengan kedua matanya yang hitam,
Ia mempesonaku dengan jenjang lehernya,
dengan rambut, dengan wajah elok berseri.
Bagai mawar di atas pasir,
ditiup semilir malam gerimis.
Mewangi melumuri hati yang lara.
Sejuk gigi serinya melipur diri yang bersedih.
Dan kening, dan alis tak terjamah irisan garis.
Seperti lengkung huruf nun.
Kemudian tajam kerinduan menghunusku.
Dan aku pun tertusuk,
bagai penderita demam tak lelap di malam hari.
Ia telah melesatkan anak panah ke arahku,
membuat hatiku menjelujuri jauh jarak aorta.
Lalu kedua tanganku memanahnya.
Bagai lelaki berburu perawan suci.
Tetapi ia mengelak, telah lama menjauh dariku.

Saat mendengar syair Qais ini, kedua mata Laila berkaca-kaca, lalu menangis.


Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 Ishak - All Rights Reserved - Distributed By Artworkdesign - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger